SekarGambuh Sekar gambuh ping Catur Kang Cinster polah kang kalanter tanpa tutur katula- tula katali apa code. Q&A; Top Lists; Q&A; Top Lists; Karya seni rupa mampu membuat orang terkesima karena mempunyai nilai. 1 hours ago. Komentar: 0. Dibaca: 103. Share. Like. Kelas 97. (7-8) Torren miggunake akrara Jaure! Sekar Gambuh Sekar gambuh
Pourtélécharger le mp3 de Contoh Tembang Macapat Gambuh, il suffit de suivre Contoh Tembang Macapat Gambuh mp3 If youre looking to download MP3 tracks for free, there are a few things you need to keep in mind. The first is to make sure the program is free, and that its compatible to the platform youre using. This way, you can download your files anywhere youd like. If youre uncertain about
Sekargambuh ping catur, (Tembang gambuh keempat) Kang cinatur polah kang kalantur, (Yang dibicarakan tentang perilaku yang kebablasan) Tanpa tutur katula-tula katali, (Tanpa nasihat terjerat penderitaan) Kadaluwarsa kapatuh, (Terlanjur menjadi kebiasaan) Kapatuh pan dadi awon.
Sekargambuh ping catur kang cinatur polah kang kalantur Tanpo tutur katulotulo katali Kadaluwarsa katutuh Kapatuh kang dadi awon Arti tembang macapat gambuh Tembang gambuh keempat Yang dibicarakan tentang perilaku yang kebablasan Baca juga: lirik tembang maskumambang Tanpa nasihat terjerat penderitaan Terlanjur menjadi kebiasaan Kebiasaan bisa
KLIKKORANCOM - Inilah lirik lengkap Sekar Gambuh Ping Catur beserta maknanya yang terdiri dari 6 bait pada lagunya.. Lirik Sekar Gambuh Ping Catur adalah sebuah penggalan dari tembang jawa yang berjudul 'Gambuh'. Melansir laman senibudayaku.com, makna tembang Gambuh adalah berisikan tentang persahabatan dan keramahtamahan, serta dapat digunakan untuk menyampaikan beragam cerita
IsGRz9. PUPUH III G A M B U H 01 Sekar gambuh ping catur, kang cinatur polah kang kalantur, tanpa tutur katula-tula katali, kadaluwarsa kapatuh, katuruh pan dadi awon. Sekar gambuh pola yang keempat, yang menjadi bahan perbincangan adalah perlaku yang tidak teratur, tidak mau mendengar nasihat, semakin lama semakin tak terkendali, hal ini akan berakibat buruk. 02 Aja nganti kabanjur, barang polah ingkang nora jujur, yen kebanjur sayekti kojur tan becik, becik ngupayaa iku, pitutur ingkang sayektos. Jangan sampai kau terlanjur dengan tingkah polah yang tidak jujur, jika sudah telanjur akan mecelakakan, dan hal itu tidak baik. Oleh karena itu, berusahalah ajaran yang sejati. 03 Tutur bener puniku, sayektine apantes tiniru, nadyan metu saking wong sudra papeki, lamun becik nggone muruk, iku pantes sira anggo. Ajaran yang benar itu patut kau ikuti, meskipun berasal dari orang yang rendah derajatnya, namun jika baik dalam mengajarkan, maka ia pantas kau terima. 04 Ana pocapanipun, adiguna adigang adigung, pan adigang kidang adigung pan esthi, adiguna ula iku, telu pisan mati sampyoh. Ada kiasa yang berbunyi adiguna, adigang, adigung, adigang kiasan kijang, adigung kiasan gajah, dan adiguna kiasan ular. Ketiganya mati bersamaan. 05 Si kidang ambegipun, angandelaken kebat lumpatipun, pan si gajah angandelken gung ainggil, ula ngandelaken iku, mandine kalamun nyakot. Tabiat si kijang adalah menyombongkan kecepatannya berlari, si gajah menyombongkan tubuhnya yang tinggi besar, sedangkan si ular menyombongkan bisaya yang ganas bila menggigit. 06 Iku upamanipun, aja ngandelaken sira iku, suteng nata iya sapa kumawani, iku ambeke wong digang, ing wasana dadi asor. Itu semua hanya perumpamaan, janganlah kau menyombongkan diri karena putra raja sehingga merasa tidak mungkin ada yang berani, itu tabiat yang adiganng, ujung-ujungnya merendahkanmu. 07 Adiguna puniku, ngandelaken kapinteranipun, samubarang kabisan dipundheweki, sapa bisa kaya ingsun, togging prana nora enjoh. Watak adiguna adalah menyombongakan kepandaiannya, seluruh kepandaian adalah miliknya. Siapa yang bisa seperti aku, padahal akhirnya tidak sanggup. 08 Ambek adigung iku, angungasaken ing kasuranipun, para tantang candhala anyenyampahi, tinemenan nora pecus, satemah dadi geguyon. Tabiat orang adigung adalah menyombongkan keperkasaan dan keberaniannya, semuanya ditantang berkelahi, bengis, dan suka mencela. Tetapi jika benar-benar dihadapi, ia tak akan melawan, bahkan jadi bahan tertawaan. 09 Ing wong urip puniku, aja nganggo ambek kang tetelu, anganggowa rereh ririh ngati-ati, den kawangwang barang laku, kang waskitha solahing wong. Dalam kehidupan, jangan kau kedepankan tiga tabiat tersebut, berlakulah sabar, cermat, dan hati-hati. Perhatikan segala tingkah laku, waspadai segala perilaku orang lain. 10 Dene tetelu iku, si kidang suka ing panitipun, pan si gajah alena patinireki, si ula ing patinipun, ngandelaken upase mandos. Dari ketiganya itu, si kijang mati karena kegembiraannya, gajah mati karena keteledorannya, sedangkan ular mati karena keganasan bisanya. 11 Tetelu nora patut, yen tiniru mapan dadi luput, titikane wong anom kurang wewadi, bungah akeh wong kang nggunggung, wekasane kajalomprong. Ketiganya tidak patut kau tiru, kalau kau tiru akibatnya akan buruk. Ciri-ciri pemuda adalah tidak dapat menyimpan rahasia , senang bia banyak yang menyanjung yang akhirnya menjerumuskan. 12 Yen wong anom iku, kakehan panggunggung, dadi kumprung, pengung bingung wekasane pan angoling, yen ginunggung muncu-muncu, kaya wudun meh mencothot. Jika pemuda terlalu banyak sanjungan, maka ia menjadi tolol, tuli, dan bingung, akhirnya mudah diombang-ambingkan, jika sedang dimuji, maka monyong seperti bisul yang hampir meletus 13 Dene kang padha nggunggung, pan sepele iku pamrihipun, mung warege wadhuk kalimising lathi, lan telese gondhangipun, reruba alaning uwong. Adapun yang senang menyanjung sangat sederhana keinginannya, yaitu kenyang perut, basah lidah dan tenggorokan dengan menjual keburukan orang lain. 14 Amrih pareke iku, yen wus kanggep nuli gawe umuk, pan wong akeh sayektine padha wedi, tan wurung tanpa pisungsung, adol sanggup sakehing wong. Supaya dekat dengan atasan. Jika sudah terpakai kemudian membuat ulah dengan membuat orag menjadi takut sehingga ia menerima upeti dari hasil menjual kemampuan orang lain. 15 Yen wong mangkono iku, nora pantes cedhak lan wong agung, nora wurung anuntun panggawe juti, nanging ana pantesipun, wong mangkono didhedheplok. Orang seperti itu tidak pantas untuk berdekata dengan pembesar karena dapat mendorong untuk berbuat jahat. Meskipun begitu tetap ada kepantasannya, yaitu ditumbuk. 16 Aja kakehan sanggup, durung weruh tuture agupruk, tutur nempil panganggepe wruh pribadi, pangrasane keh kang nggunggung, kang wus weruh amalengos. Jangan terlalu merasa tahu banyak. Belum melihat dengan mata kepala sendiri tetapi banyak berbicara, bahkan hanya dengan mendengar seolah-olah mengetahui sendiri. Dikiranya banyak yang menyanjung, padahal yang mengetahuinya akan memalingkan muka. 17 Aja nganggo sireku, kalakuwan kang mangkono iku, nora wurung cinirenen den titeni, mring pawong sanak sadulur, nora nana kang pitados. Oleh karena itu, Nak. Jangan kau bersikap seperti itu karena pasti akan mencadi catatan dalam hati sanak saudara. Mereka tidak akan percaya lagi kepadamu. Sumber
100% found this document useful 2 votes16K views5 pagesOriginal TitleSekar gambuh ping caturCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes16K views5 pagesSekar Gambuh Ping CaturOriginal TitleSekar gambuh ping caturJump to Page You are on page 1of 5 You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
sekar gambuh ping catur lirik